TUGAS MAKALAH
Nama : Alan Surya.K
NPM : 41209146
Kelas : 1 DA 02
BAB I Pengertian Manajemen
Definisi
Manajemen
Istilah
manajemen
memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adl penggunaan
sumberdaya organisasi utk mencapai sasaran dan kinerja yg tinggi dalam berbagai
tipe organisasi profit maupun non profit.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai
berikut: “Management is the attainment
of organizational goals in an effective and efficient manner through planning
organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat
tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan
organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian
pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.
Plunket
dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and
achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people)”.
Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau
lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan
organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian
penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai
sumber daya (informasi material uang dan orang).
Manajer
sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who are
allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg mengatur
dan mengawasi penggunaan sumber daya.
Lewis
dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering
and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve
the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti
bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber
daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut
Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung
arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan
orang-orang lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan.
Manajemen
Sebagai Ilmu Dan Seni
Manajemen itu
perpaduan antara ilmu dan seni
Manajemen
berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu
dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajemen dipandang dari berbagai
perpektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang tidak terlepas dari
perpaduan antara ilmu dan seni.
Manajemen
sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan
diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan
pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada
umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu
seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama.Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih efektif dari
yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda. Ilmu adalah pada bagaimana
anda melakukannya, yaitu : planning, organizing, directing dan monitoring.
Sehingga manajemen sebagai ilmu adalah melihat bagaimana manajemen dihubungkan
dengan prinsip-prinsip manajemen,dan telah di organisasi menjadi teori. Dimana
seorang manajer mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya
dengan keahliannya,setelah menjadi sebuah teori,lalu di buat penetapan tenaga
kerja pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Dalam
kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen
yang diterima secara universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul
The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry
Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary
Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai
tujuan organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan
berbagai tugas yang mungkin dilakukan.
Manajemen
memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih
dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan
secara konsisten oleh semua orang, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat
interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat
dan matematika.
2.
Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja
yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan
dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3.
Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu
rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa
menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan
dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
4.
Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian
tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan
semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.
5.
Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu
bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang
kedokteran, bidang teknik dan bidang hukum.
6.
Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people / group of people)
adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan
kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok
pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah.
BAB II PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
A.
Pengantar
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan
pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum
ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam
berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai
pandangan-pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya.
Dalam bab ini akan dikupas tiga aliran pemikiran manajemen, yaitu :
1. Aliran klasik yang terbagi dalam manajemen ilmiah dan teori organisasi
klasik.
2. Aliran hubungan manusiawi, disebut sebagai aliran neoklasik atau pasca
klasik.
3. Aliran manajemen modern.
Disamping itu akan dibicarakan juga dua pendekatan manajemen yaitu :
1. Pendekatan sistem (System Approach)
2. Pendekatan kontingensi (Contingency Approac)
B. Teori Manajemen Klasik
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :
1. Robert Owen (1771 1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor
produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya
disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik
akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga
kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian
baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan
perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan
bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern
dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai
Bapak Manajemen Personalia.
2. Charles Babbage (1792 1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi
prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari
tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara
efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan
dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of
labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu
diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja
terus menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya
karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling
menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema
perencanaan pembagian keuntungan.
C. Teori Manajeman Ilmiah
Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor,
Frank dan Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt dan Harrington Emerson.
1. Frederick Winslow Taylor
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan
dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat
perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal
sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management).
Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan
prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama sistem
trial and error.
Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution,
karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu
penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap
unsur pekerjaan.
Taylor
mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1. menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan
disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya
memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya.
4. harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.
Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi
manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan
dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan
manajer. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (Time and a motion
study).
2. Henry Laurance Gantt (1861 1919)
Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang
konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan
produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk
mencapai tujuan bersama.
2. mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
D. Teori Organisasi Klasik
Tokoh-tokoh teori organisasi klasik antara lain yaitu Henry Fayol, James D.
Mooney, Mary Parker Follett dan Chaster I. Bernard.
1. Henry Fayol (1841-1925)
Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan
teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini
diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General
atau Gneral and Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh
Constance Storrs.
Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan, fungsi ini dikenal sebagai
fungsionalisme.
Fayol. Selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen, yaitu 1. Teknik Produksi
dan Manufakturing Produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi
dan 6. Manajerial.
Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu :
1. Devision of Work
Adanya spesialisasi dalam pekerjaan
2. Uathority and Responsibility
Wewenang yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
3. Dicipline
Melakukan apa yang sudah menjadi persetujuan bersama.
4. Unity of Command
Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk menghilangkan
kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
5. Unity of Direction
One head and one plan or a group or activities having the same objective.
Seluruh kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus diarahkan
oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interest to Generale Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan,
kompensasi.
8. Centralization
Standarisasi dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan.
9. Sealar Chain (garis wewenang)
Jalan yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali ke
kuasaan terakhir.
10. Order
Disini berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya
berdasarkan pada kemampuan.
11. Equity
Persamaan perlakuan dalam organisasi.
12. Stability
of Tonure of Personel
Seorang pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar
dapat berhasil dengan baik.
13. Initiative
Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya,
menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
14. Esprit the Corps
Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki
kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang tercermin
dalam semangat korps.
2. Mary Parker Follett (1868 1933)
Follett menjembatani antara teori klasik dan hubungan manusiawi, dimana
pemikiran Follett pada teori kalsik tapi memperkenalkan unsur-unsur hubungan
manusiawi. Dia menerapkan psikologi dalam perusahaan, industri dan
pemerintahan. Konflik yang terjadi dalam perusahaan dapat dibuat konstruktif
dengan menggunakan proses integrasi.
E. Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)
Aliran timbul karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efieiensi
dalam produksi dan keselarasan kerja. Para pakar mencoba melengkapi organisasi
klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Tokoh-tokoh aliran hubungan
manusiawi antara lain Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
1. Hugo Munsterberg (1862 1916)
Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak
psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy,
menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara
pertama penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work dan
ketiga penggunaan best possible effect.
2. Elton Mayo
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi
menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan
efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi juga akan
buruk.
F. Aliran Hubungan Modern (Ilmu Pengetahuan)
Dalam pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi
(perilaku organisasi), dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen
operasi.
Perilaku Organisasi :
a. Douglas McGregor
b. Frederick Herzberg
c. Chris Argiris
d. Edgar Schein
e. Abraham Maslow
f. Robert Blak dan Jane Mounton
g. Rensistlikert
h. Fred Feidler
Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).
2. Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan
konservatif.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
G. Aliran Kuantitatie
Perkembagannya dimulai dengan digunakannya kelompok-kelompok riset operasi
dalam memecahkan permasalahan dalam industri. Teknik riset operasi sangat
penting sekali dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dalam pembuatan
dan pengambilan keputusan. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini
selanjutnya dikenal sebagai aliran manajemen science.
Langkah-langkah pendekatan manajemen science yaitu :
1. perumusan masalah dengan jelas dan terperinci
2. penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan
3. penyelesaian model
4. pengujian model atas hasil penggunaan model
5. penetapan pengawasan atas hasil
6. pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
H. Pendekatan
Sistem
Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan
eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system manajemen
meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis,
filosofis dan sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik meliputi
struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan
mekanisme perencanaan serta pengawasan.
I. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan
praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek, maka harus
memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan
aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda.
BAB 3 : MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN
EKSTERNAL
Manajemen dan
Lingkungan Eksternal
- Definisi Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang berada di luar organisasi saling
mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu
sama lain. Organisasi mendapatkan input (bahan baku, uang, tenaga kerja) dari
lingkungan eksternal, kemudian ditransformasikan menjadi produk dan jasa
sebagai output bagi lingkungan eksternal. Definisi lingkungan eksternal adalah
sebagi berikut:
· Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki
potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck Williams, 2001:51).
· Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur di luar perusahaan yang
sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan
oleh manajer (T.Hani Handoko, 1999:62).
· Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu
organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu (James A.F.
Stoner,1996:66)
Lingkungan eksternal juga dapat dibagi menjadi dua unsur, antara lain:
Menurut James A.F. Stoner:
1. Unsur-unsur tindakan langsung (direct action)
2. Unsur-unsur tindakan tak langsung (indirect action)
Menurut T. Hani Handoko:
1. Lingkungan ekstern mikro
2. Lingkungan ekstern makro
Menurut Chuck Williams:
1. Lingkungan khusus
2. Lingkungan umum
3. Lingkungan yang berubah
Dari ketiga pendapat tersebut sebenarnya mempunyai pengertian yang sama dalam
pembagiannya, hanya Chuck Williams yang menambahkannya dengan point ketiga
‘Lingkungan yang berubah’. Jadi, Lingkungan eksternal itu terbagi menjadi:
1. Lingkungan ekstern mikro (unsur-unsur tindakan langsung atau Lingkungan
khusus)
2. Lingkungan ekstern makro (unsur-unsur tindakan tak langsung atau Lingkungan
umum)
- Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro
B. Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar
organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui
terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di
dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal
organisasi contohnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah,
perilaku konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain
sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan
makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh
langsung terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu
lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung.
C. Organisasi Dan Lingkungan
Setiap manajer dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dalam
pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil tergantung pada bentuk dan tujuan
yang akan dicapai oleh organisasi, disamping itu keputusan juga dipengaruhi
oleh dimana seorang manajer duduk dalam posisinya.
Manajer dan organisasi memberikan tanggapan terhadap lingkungan eksternal, baik
melalui pengaruh lingkungan yang bersifat mikro, prediksi maupun lingkungan
yang bersifat makro, disamping itu juga bisa melalui perencanaan, perancangan
organisasi dan lingkungan itu sendiri.
D. Tanggung Jawab Soal Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang
manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil,
mengapa dikatakan demikian karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan
organisasi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu
juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya
kepada organisasi tersebut (ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang
bekerja). Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk dapat
mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor
yang mempengaruhi keputusan manajer dalam etika berusaha ini, yaitu hukum;
peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang
dikeluarkan oleh pemerintah; kode etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan
sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi
- Tanggung jawab sosial manajer
Societal Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana anggota masyarakat harus
berhubungan dengan yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah tentang
keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu. Societal Ethics berasal
dari Society’s Law, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak
tertulis.
Occupational Ethics atau Etika Profesi
Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana anggota suatu profesi,
perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah laku ketika
melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical ethics, mengatur bagaimana dokter
dan perawat harus menangani pasiennya. Contoh lainnya adalah etika untuk
pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar dapat
menjatuhkan hukuman untuk pelanggaran kode etik.
Individual Ethics
Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana orang melihat tanggung
jawabnya terhadap orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi
dimana kepentingan pribadinya dipertaruhkan. Individual ethic dipengaruhi oleh
keluarga, teman sebaya, dan didikan secara umum. Pengalaman-pengalaman yang
diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga memberi kontribusi dalam
pembentukan standar nilai yang digunakan untuk mengevaluasi dan memutuskan apa
yang benar dan salah.
Organizational Ethics
Adalah petunjuk praktis untuk perusahaan dan manajernya tentang bagaimana
mereka harus bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu dari
pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting dalam pembentukan kode
etik organisasi. Top manajer memainkan peranan penting dalam menetapkan etika
perusahaan. Kadang-kadang bawahannya melakukan tindakan yang tidak etis karena
mereka mendapatkan tekanan dari atasannya, atau mereka melakukan itu karena
melihat atasannya juga melakukan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.
Pendekatan-pendekatan untuk tanggung jawab sosial:
Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab manajer perusahaan dan karyawan
untuk membuat keputusan-keputusan yang melindungi, meningkatkan kesejahteraan,
dan kemakmuran stakeholder dan seluruh masyarakat. Kalau tidak ada
undang-undang atau hukum yang secara spesifik mengatur bagaimana perusahaan
harus bertindak terhadap stakeholder, manajer harus menetapkan apa yang harus dilakukan,
yang benar, etis, dan bertanggung jawab secara sosial.
Contoh-contoh perilaku yang menunjukkan tanggung jawab sosial:
1. Menyediakan pemotongan pembayaran untuk membantu para pekerja yang
diberhentikan, sehingga mencukupi sampai mereka dapat menemukan pekerjaan lain.
2. Menyediakan peluang kepada para pekerja untuk meningkatkan
ketrampilan-ketrampilan mereka dan memperoleh pendidikan tambahan sehingga
mereka dapat lebih produktif dan tidak menjadi tertinggal karena
perubahan-perubahan di dalam teknologi.
3. Mengizinkan karyawan untuk cuti ketika mereka membutuhkan dan menyediakan
pelayanan kesehatan serta dana pensiun yang bermanfaat bagi karyawan.
4. Berperan untuk memberikan derma atau dukungan pada berbagai aktivitas sosial
di dalam kota atau kota-kota di mana mereka ditempatkan seperti membantu
sekolah, beramal, dan sebagainya.
5. Memutuskan mengeluarkan dana untuk memperbaiki pabrik sehingga tidak
menimbulkan polusi pada lingkungan.
6. Memutuskan untuk menanam modal dalam negara-negara miskin.
7. Memilih untuk membantu negara-negara lemah atau miskin dengan mengembangkan
suatu dasar ekonomi sehingga dapat memperbaiki standar hidup.
Empat pendekatan berbeda yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial
1. Obstructionist Approach
Perusahaan dan manajernya memilih untuk tidak melakukan tindakan sesuai dengan
tanggung jawab sosial dan sebagai penggantinya melakukan tindakan-tindakan
ilegal dan tidak etis.
2. Defensive Approach
Perusahaan dan manajernya bertindak etis sebatas sesuai dengan hukum dan syarat-syarat
legal. Masih ada kemungkinan melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis.
3. Accommodative Approach
Perusahaan dan manajernya bertindak etis dan sesuai hukum, mencoba
menyeimbangkan antara kepentingan-kepentingan stakeholder sesuai kebutuhan.
4. Proactive Approach
Perusahaan dan manajernya secara aktif melakukan tanggung jawab sosialnya.
Mereka mempelajari kebutuhan-kebutuhan stakeholder yang berbeda-beda dan
menggunakan sumber daya organisasi untuk memenuhi kebutuhan stakeholder.
Mengapa harus memiliki tanggung jawab social?
1. Dengan menunjukkan tanggung jawab social, membantu perusahaan untuk memiliki
reputasi yang baik. Dengan reputasi yang baik dapat meningkatkan bisnis dan
meningkatkan kemapuan untuk memperoleh sumber daya dari stakeholder,
meningkatkan keuntungan dan kemakmuran pemegang saham.
2. Jika semua perusahaan melakukan tanggung jawab sosial seperti menyediakan
pengobatan, dana pension, dan sebagainya, maka kualitas kehidupan akan
meningkat, mengurangi kejahatan, kemiskinan, dan tingkat penganguran akan
relatif rendah.
The Rule of Organizational Culture
Manajer berperan sangat penting dalam membangun nilai-nilai dan standar dalam
perusahaan. Manajer menjadi model dalam bertingkah laku etis yang akan diikuti
oleh karyawan di bawahnya. Jika manajer bertindak tidak etis maka karyawan di
bawahnya juga tidak akan bertindak etis.